Pilihan dan Metode dalam Sunat - Sunat Modern

Sunat modern. Sunat ataupun sirkumsisi bukan hanya dicoba oleh anak kecil, tetapi lelaki berusia pun juga melakukannya. Apalagi terdapat orang tua menyunat anaknya yang baru lahir, apakah boleh secara kedokteran?
 
Tidak hanya dikarenakan alasan agama, prosedur sunat diproses demi kesehatan. Dengan sunat, Anda bisa menghindari permasalahan pada penis, resiko kanker penis, dan juga resiko terserang penyakit intim yang lebih parah.
 
Konsultasikan dengan dokter spesialis kulit serta kelamin, untuk Anda yang mau melaksanakan sunat dewasa.
 

Usia Berapa Anak Boleh Disunat?

 
Secara agama serta budaya, orang tua umumnya bawa anak mereka buat disunat kala anak umur pubertas. Dari sisi kedokteran, tidak terdapat syarat usia untuk melakukan prosedur sunat. Andai tidak terdapat komplikasi serta permasalahan pada penis, Anda bisa melaksanakan prosedur sunat kapan saja.
 
Banyak pula orang tua menyunat balita yang baru lahir. Perihal ini dicoba buat kurangi resiko terbentuknya peradangan saluran kencing. Tidak hanya pemakaian obat bius dapat lebih sedikit, si balita belum banyak bergerak, sehingga sisa jahitan sembuh lebih kilat.
 
Biasanya, orang tua bawa anak sunat saat umur 2 sampai 3 tahun, ataupun saat anak telah mulai dapat berdialog. Tujuannya, saat prosedur sunat lagi berlangsung, anak bisa memberitahu kepada orang tua bila perlengkapan bius telah bekerja, ataupun bila terdapat ketidaknyamanan yang dialami kala lagi menempuh pembedahan.
 

Sunat Modern dan Macam- macam Tata cara Sunat

 
Dahulu, di Indonesia cuma mengenali satu tata cara sunat. Anak disunat tanpa bius. Setelah itu kulit berlebih penisnya dipotong gunakan pisau tajam yang sudah disterilkan alkohol.
 
Saat ini, telah bermunculan bermacam tata cara sunat yang bisa dicoba tanpa butuh merasakan rasa sakit yang kelewatan. Berikut merupakan sebagian metodenya:
 

Tradisional

 
Metode ini umumnya dicoba oleh juru khitan dengan memakai pisau, silet, ataupun bambu yang sudah ditajamkan. Alat- alat yang digunakan pastinya sudah terlebih dulu disterilkan memakai alkohol. Pasien sunat juga tidak dibius. Kulit penis yang hendak dipotong terlebih dulu direnggangkan dengan perlengkapan penjepit, kemudian sehabis itu dipotong dengan sekali iris. Sisa cedera tidak dijahit, tetapi hendak ditaburi obat anti peradangan serta dibalut.
 
Kelebihannya, proses ini terhitung kilat. Tetapi, resiko pendarahan serta peradangan hendak lebih besar. Terlebih, bila proses sunat tidak dicoba dengan benar serta dengan perlengkapan yang tidak steril. Proses ini pula berisiko memotong saraf di dekat penis.
 

Konvensional

 
Tata cara sunat ini ialah yang sangat banyak dipraktekkan oleh tenaga kedokteran ataupun juru khitan. Dalam tata cara ini, partisipan sunat hendak dibius lokal terlebih dulu. Sehabis obat bius bekerja, kulit penis hendak diiris melingkar memakai gunting ataupun pisau spesial bedah. Penis kemudian dijahit supaya hasilnya lebih baik.
 
Kelebihan proses ini merupakan pada rasa sakitnya yang minimun sebab sudah memakai bius lokal. Resiko peradangan pula terbilang rendah sebab sudah memakai perlengkapan cocok standar kedokteran. Tetapi, pengerjaannya memanglah lebih lama, dekat 30 sampai 50 menit.
 

Electric Cauter

 
Bisa jadi Anda lebih sering dengan istilah sunat laser. Sementara itu, tata cara ini sama sekali tidak memakai laser dalam prosesnya. Tata cara ini memakai perlengkapan cauter yang berupa semacam pistol dengan 2 buah lempeng kawat di ujungnya. Kedua lempeng kawat ini silih berhubungan. Perlengkapan ini kemudian hendak dialiri listrik supaya logam tersebut panas. Nantinya, logam tersebut yang hendak digunakan buat memotong kulit penis.
 
Perlengkapan ini bisa menjauhi pendarahan pada kulit sebab bisa langsung membekukan darah kala dipotong. Tetapi, perlengkapan ini wajib digunakan oleh dokter yang telah mempunyai pengalaman sebab perlengkapan ini nyaman sepanjang tidak menimpa kepala penis. Penis yang telah disunat kemudian dijahit.
 
Tata cara ini memakan waktu lebih pendek daripada tata cara konvensional serta bersama mempunyai resiko peradangan ataupun pendarahan yang rendah. Tata cara ini terbilang sesuai buat anak di dasar usia 3 tahun yang pembuluh darahnya sangat kecil. Tetapi, prosedur ini bisa menimbulkan cedera bakar serta wajib dicoba oleh dokter yang telah pakar. Bila tidak dicoba dengan benar, dikhawatirkan kulit penis bisa menutup kembali.
 

Klem

 
Tata cara ini mirip dengan tata cara electric cauter, tetapi tata cara ini tidak melaksanakan penjahitan sehabis berakhir sunat. Pada tata cara ini, penis yang sudah disunat hendak dipasang klem, suatu tabung plastik dengan dimensi bermacam- macam. Klem ini hendak dipasang hingga cedera kering, ialah dekat 3 sampai 6 hari. Tata cara sunat modern ini pula lagi banyak digemari sebab partisipan sunat tidak hendak merasakan sakit sama sekali.
 
Kelebihan tata cara ini merupakan cedera khitan boleh terpapar air. Sebaliknya, pada 3 tata cara di atas, hendaknya sisa cedera ataupun jahitan jangan terserang air hingga cedera kering buat menjauhi peradangan. Tetapi, bayaran yang diperlukan memanglah lebih banyak serta klem bisa menimbulkan perasaan tidak aman pada partisipan sunat.
 

Laser CO2

 

Tata cara ini lah yang memakai laser dalam prosedurnya. Prosedur ini masih terbilang tidak sering dicoba, tetapi telah ada di kota besar semacam Jakarta. Penis hendak dibius lokal, kulit dijepit serta ditarik, kemudian kulit hendak dipotong dengan laser tanpa terbentuknya pendarahan. Sehabis proses sunat berakhir, penis hendak dijahit.
 
Tata cara sunat ini memakan waktu sangat sedikit di antara tata cara yang lain, ialah dekat 10 sampai 15 menit saja. Proses pengobatannya pula sangat kilat dengan rasa sakit yang sangat minimun. Tetapi, biayanya memanglah lebih mahal dibanding dengan tata cara yang lain. Tata cara ini pula cuma ada di rumah sakit besar.
 
Untuk melakukan jadwal di rumah sunat Arrahman, silahkan klik disini.